::: APPLE PIE :::


Bahan Crust :
100 gr mentega
50 gr gula tepung
2 btr kuning telur ayam
225 gr tepung terigu
ayak ¼ sdt vanilla

Bahan isi :

1 kg apel manalagi atau apel ijo granny smith
100 gr gula kastor
3 sdm tepung terigu
1 sdt kayu manis bubuk
¼ sdt pala bubuk
¼ sdt galam halus
Mentega/margarine beku potong kotak kecil2

Bahan olesan :

1 butir kuning telur

Cara membuat :
Crust :
Kocok mentega dengan gula sampai tercampur rata, masukan kuning telur kocok lepas sampai lembut. Masukan vanilla aduk rata, masukan bertahap terigu kedalam adonan mentega, aduk2 dengan pisau pastry, jangan menggunakan tangan, lakukan sampai terigu habis dan adonan tercampur rata. Gilas tipis sebagian adonan, letakan diatas loyang pie yg telah diolesi mentaga, ratakan dan tekan tekan agar melekat pada cetakan, sisihkan .

Isi :
Kupas apel dan iris tipis2 memanjang, rendam dalam air garam, agar tidak menghitam. Campur semua bahan kering, kecuali mentega.
Penyelesaian : Tiriskan apel, susun diatas adonan pie didalam loyang, taburi dengan sebagian campuran gula dan kayumanis sampai tertutup rata. Susun kembali apel, dan taburi kembali dengan campuran gula, buat lapisan ini berkali2 hingga memenuhi permukaan loyang.
Gilas kembali sisa adonan hingga tipis, potong2 memanjang, susun dipermukaan pie, hingga menutupi permukaan pie, olesi permukaan pie dengan kuning.
Oven dalam suhu 180C selama 30 menit atau sampai permukaannya menguning.

Sajikan hangat bersama secangkir coklat panas atau kopi susu atau wedang jahe…
^^ Lekkkeeer buanget ^^

::: Sebuah Sharing :::

Suatu hari pak tua didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua hanya mendengarkan dengan seksama, lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan, "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua "Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?" "Segar", sahut si pemuda. "Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua "Tidak, " sahut pemuda itu Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu". Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:

Hatimu adalah wadah itu;

Perasaanmu adalah tempat itu;

Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.


Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.