::: MASAKAN INDONESIA :::

:::::::: RAWON SETAN:::::::::
Bahan-bahan:

* 300 gr daging pilih yang agak berlemak (nggajih kata orang jawa)
* tauge pendek warna putih yang masih muda
* 3 batang daun bawang
* 4 lembar daun jeruk
* 2 lembar daun salam
* 1 batang serai dimemarkan
* 2 cm lengkuas atau laos yang dimemarkan
* daun tangkil muda secukupnya (sesuai selera)
* garam dan merica secukupnya
* 6 gelas air
* daun kemangi secukupnya

Bumbu yang dihaluskan:

* 4 butir bawang merah
* 2 siung bawang putih
* 4 butir kemiri
* 5 buah kluwek, diambil isinya
* 2 buah cabai merah

Cara memasak:

Potong daging sapi menjadi kotak-kotak kecil. Panaskan 2 sendok makan minyak dan tumis bumbu yang dihaluskan bersama serai, daun bawang, daun tangkil, lengkuas, daun salam dan daun jeruk. Tambahkan garam dan merica secukupnya.

Panaskan enam gelas air dalam sebuah panci masukkan bumbu yang telah ditumis, masukkan daging dan rebus hingga masak atau daging cukup empuk. Apabila air berkurang, tambahkan sesuai selera.

Hidangkan bersama nasi hangat dan taburi tauge pendek mentah, dan daun kemangi.
Lebih mantab kalau disajikan bersama Sambel Korek Rawit Bawang Putih.... yummmy....




::::::::: TEKWAN:::::::::
Bahan Baso Ikan
500 gr daging ikan tenggiri/gabus/belida, diambil dagingnya
200 cc air
1/2 sdt merica
500 gr tepung kanji
1 sdt garam

Bahan untuk kuah
50 gr jamur kuping, direndam air panas 15 menit
5 sdm minyak utk menumis
5 siung bawang putih,haluskan
250 gr udang, kupas, cincang
1 sdt merica bubuk
garam secukupnya
350 gr bengkuang, iris 1/2x1/2x3cm
2 btg daun bawang, iris tipis
1500 cc air bekas rebusan udang, didihkan
bawang goreng utk taburan

Cara mengolah baso
Haluskan daging ikan, campur dgn bumbu dan air.
Tuangkan ke dalam kanji sedikit2 sambil diuleni sampai licin, lalu bulatkan sebesar kelereng.
Masukkan ke dalam air mendidih, masak sampai baso mengapung, angkat.

Kuah
cuci bersih jamur kuping, sisihkan.
Panaskan minyak, tumis bawang putih sampai wangi lalu masukkan udang, merica, garam.
Masak sampai udang berubah warna.
Masukkan bengkuang, masak sampai matang.
Masukkan daun bawang, seledri, dan air mendidih, beri bumbu penyedap bila suka.
Masak sampai semua bahan matang kemudian masukkan bakso ikan dan bawang goreng. Angkat dan hidangkan.

::: Sebuah Sharing :::

Suatu hari pak tua didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.

Pak tua hanya mendengarkan dengan seksama, lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan, "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua "Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.

Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?" "Segar", sahut si pemuda. "Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua "Tidak, " sahut pemuda itu Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu". Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:

Hatimu adalah wadah itu;

Perasaanmu adalah tempat itu;

Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.


Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.