Yuks sharing resep dan pengalaman seputar dapur.. Masak sehat,yummy,happy... Lets cooking with a lot of LOVE
::: PEMPEK KAPAL SELAM PALEMBANG :::
Air mendidih 2 gelas belimbing
Bahan:
Sagu tani 300gr
Daging Ikan tenggiri 800gr di blender dengan bawang putih 5 siung
Minyak kelapa 1/2 gelas
Garam secukupnya
2 butir telur ayam kocok lepas
Cuko: Gula aren 1 1/2 tangkup
Cabe sesuai selera dan Bawang putih 3 siung (dihaluskan)
Cara membuat:
Biang: Siram terigu dengan air mendidih aduk rata sampai menggumpal dan agak bening, dinginkan.
Empek2: Masukkan kedalam biang : Tenggiri yang sudah diblender dengan bawang putih diuleni, dan masukkan minyak kelapa, uleni lagi tambahkan telur, aduk rata.
Masukkan sagu tani uleni lagi sampai kalis dan bisa dibentuk. Bentuk menurut selera, kalok mau bikin yang kapal selam, bentuk bulat trus dibentuk corong, masukkin telur isian (kalau ragu-ragu bocor, pakai telur yg sudah direbus) trus lekatkan. Akhirnya direbus deh sampai terapung.
Cuko: Rebus gula dengan air, saring, masukkan ulekan cabe + bawang putih, angkat. Bila udah agak dingin baru beri cuka kasih sedikt sedikit, sesuai selera. Terakhir masukkan garam dan ebi kering yang sudah dihaluskan..... hidangkan bersama mie kuning dan timun potong kasar.... yummmy....
::: Sebuah Sharing :::
Suatu hari pak tua didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua hanya mendengarkan dengan seksama, lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan, "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua "Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yg tenang itu. Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya. "Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana rasanya ?" "Segar", sahut si pemuda. "Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua "Tidak, " sahut pemuda itu Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata: "Anak muda, dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama. Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan; Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu". Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:
Hatimu adalah wadah itu;
Perasaanmu adalah tempat itu;
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian. Karena Hidup adalah sebuah pilihan, mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang? Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.